IKAN BUNTAL IDE KONSEP BERKARYA KRIYA
GERABAH TERACOTTA
Oleh: I Gusti Ngurah Agung Jaya CK. SSn., M.Si
NIP: 196805161998021001
Fakultas Seni Rupa Dan Desain
Program Studi Kriya
Institut Seni Indonesia Denpasar
ABSTRAK
Ungkapan
pikiran dalam sebuah angan-angan penciptaan karya seni, disetiap seniman akan
selalu ada, sebelum memulai keinginan untuk membuat bentuk karya cipta seni.
Pikiran-pikiran jenius seperti ini, seharusnya menjadi nilai lebih, untuk
mendukung karya seni, yang telah diciptakannya. Pada umumnya, seniman dalam
menjelaskan karya secara vocal, sangat jelas dan tertata rapi dalam ucapannya,
tapi dalam kenyataan, dituang dalam
bentuk sastra, sangat susah, bahkan tidak ada, kebanyakan berupa judul, dan
penjelasan singkat dari tema karyanya.
Munculnya seniman-seniman akademik,
memberikan ruang lebih banyak, untuk menuangkan karya sastranya, sebagai
senjata ampuh, dalam menjembatani, antara hasil karya seniman, seniman pencipta,
dan pengguna karya seni. Sehingga tidak perlu menjelaskan secara panjang lebar,
pada setiap penikmat seni, dengan pendukung karya sastra, karya seni bisa
dipahami secara jelas oleh pengguna.
Pemahaman penilaian pada unsur-unsur
seni rupa, oleh seniman dan pengguna, akan melahirkan pemahaman yang sama,
dalam proses penciptaan karya seni, bahkan memberikan nilai-nilai ples
estetika, pada karya tersebut. Proses
wujud karya, dalam pikiran, dan dituangkan kedalam bentuk karya seni
berdimensional, harus dijelaskan kedalam sastra, tidak ada yang disembunyikan,
sehingga para pengguna tidak merasa di bohongi, dalam penciptaan karya seni
itu.
Penampilan karya seni, perlu dikedepankan,
untuk memberikan nilai lebih dan berkwalitasnya, karya seni, yang diciptakan
oleh seniman, sehingga para pengguna, berlomba-lomba, ingin menikmati karya
seni, yang dihasilkan, bahkan ingin memilikinya. Untuk menghasilkan
kesempurnaan hasil karya seniman, harus dipersiapkan dokumentasi, proses
pembuatan, dan penampilan, pemajangan karya, saat di pamerkan, sehingga
mendapat apresiasi nilai-nilai esteika di hati pengguna.
PENDAHULUAN
Pemahaman
ini berlangsung sangat singkat dan cepat, untuk memilih ide konsep tersebut,
sehingga seniman secara reflex, dan cepat menentukan bahan alat digunakan,
untuk membentuk ide konsep yang dipilih. Secara sistimatis pikiran seniman,
sudah terkonsep, dalam pikirannya, tapi belum terekam secara nyata dalam
seketsa gambar atau sastra, untuk mendukung karya tiga dimensinya. Seniman secara
umum, lebih suka membentuk karya tiga dimensi, terlebih dahulu, sebelum konsep
sastra terbentuk.
Munculnya pemamahaman hidup di alam ini,
memberikan apresiasi yang luas, dalam mencari ide komsep dalam berkarya. Alam air,
dengan biota kehidupan air laut dan rasa air asin, memberikan banyak manfaat
kehidupan, baik manusia maupun binatang, yang hidup didalam air laut tersebut.
Kehidupan diair, adanya saling memangsa dan dimasangsa, bertujuan untuk
melanggengkan kebertahanan hidup, sehingga masing-masing biota air, dengan
pengalaman dan Anugrah dari Sang Pencipta, mempunyai prisai untuk menangkal
dari serangan predator.
Kemampuan ini, memberikan manfaat
baik bagi biota air, untuk selalu waspada dan bisa melanjutkan kehidupannya.
Banyaknya pertahanan yang dimiliki oleh biota air dan sangat unik, menarik, sesuai dengan tempat
dimana biota air itu, berkembang biak. Banyaknya biota laut yang hidup,
berkembang di trumbu karang, sehinga antara pemangsa dan dimangsa hidup disana,
untuk menghindari serangan predator, salah satunya ikan buntal, dengan bentuk
bodi ikan kecil, menarik, lucu dan imut, membuatan predator memangsanya, tapi
dengan prisai perlindunganya, begitu diserang, ikan ini, membengkakkan dirinya,
sehingga menjadi besar dan elastis seperti balon, otomatis bisa melepaskan diri
dari pemangsa.
Predator yang sudah pernah memangsanya, akan berusaha menghindar, untuk tidak mengasanya, hal ini memberikan efek jera bagi pemangsa. Bahkan ikan ini juga mempunyai bisa racun yang mematikan, makanan kesukaan ikan buntal adalah ikan-ikan kecil dan ikan bencangkang, seperti: kepiting kerang dan lainnya. Ikan buntal ada dua jenis, yaitu ikan buntal air tawar dan ikan buntal air laut, dan masing-masing memiliki ciri khasnya. Dibawah ini ditampilkan bentuk ikan buntal dalam kondisi tenang, ikan buntal air tawar dan ikan buntal air laut.
Bentuk
ikan buntal, sangat menarik, sehingga menjadi ide konsep dalam berkarya. Ikan
buntal yang telah menjadi ide konsep, diolah dalam pikiran secara system matis,
dipadukan dengan pengalaman, apresiasi dan nilai- nilai estetika keindahan,
untuk mewujudkan bentuk tiga dimensi dalam berkarya. Pengalaman memberikan
tuntunan arahan, media atau bahan yang digunakan, disesuaikan dengan keahlian
senimannya. Sekil ini sangat berpengaruh pada seniman, sehingga ide konsep dan
bahan akan berbeda pula, kesempatan ini seniman menggunakan bahan media tanah
liat, yang digunakan untuk pembuatan karya gerabah atau terracotta, dimana bahan
ini, sangat mudah dibentuk, untuk membuatan karya tiga dimensi, dan bisa
dicampur finishingnya dengan bahan media lain, untuk mendapat nilai karakter
estetika yang tinggi, dibawah ini ditampilkan proses pembentukan karya seni
dengan tanah liat.
Proses
pengolahan ini, harus dilalui secara bertahap untuk menghasilkan karya tiga
dimensi dan bernilai estetika tinggi.
KONSEP BERKARYA KRIYA TANAH LIAT GERABAH
1. Prinsip Ergonomi Pada Berkarya Kriya Ide Konsep Ikan Buntal
Ergonomi adalah ilmu, seni, dan penerapan teknologi untuk keharmonisan atau menyeimbangkan, antara segala fasilitas yang digunakan, baik dalam beraktivitas, maupun istirahat, dengan kemampuan, dan keterbatasan manusia, baik fisik, maupun mental, sehingga kualitas hidup, secara keseluruhan menjadi lebih baik. Sedangkan yang dimaksud dengan kualitas hidup manusia pekerja, sesuai yang diterapkan, oleh organisasi perburuhan internasional (ILO), secara umum adalah sebagai berikut: 1). Pekerjaan harus mencerminkan kehidupan, dan kesehatan pekerja. 2). Pekerjaan harus memberi, pekerja waktu luang untuk istirahat, dan bersantai. 3). pekerjaan harus memungkinkan, pekerja untuk melayani masyarakat, dan mencapai pemenuhan diri, dengan mengembangkan kapasitas pribadinya ( Dana, I Nyoman, 2017: 4-5).
Pencapaian
kualitas hidup manusia secara optimal, baik di tempat kerja, di lingkungan
sosial maupun di lingkungan keluarga, menjadi tujuan utama dari penerapan
ergonomi. Secara umum, tujuan dari penerapan ergonomi adalah: 1.
Meningkatkan kesejahtraan, fisik dan mental, melalui upaya pencegahan, cedera,
dan penyakit akibat kerja, menurunkan beban kerja fisik dan mental,
mengupayakan promosi dan kepuasan kerja. 2. Meningkatkan kesejahtraan sosial
melalui peningkatan kualitas kontak sosial, mengelola dan mengkoordinir kerja,
secara tepat guna dan meningkatkan jaminan social, baik selama kurun waktu usia
produktif, maupun setelah tidak produktif. 3. Menciptakan keseimbangan rasional,
antara berbagai aspek, yaitu: aspek teknis, ekonomis, antropologis dan budaya,
dari setiap sistem kerja, yang dilakukan, sehingga tercipta kualitas kerja, dan
kualitas hidup yang tinggi (
Dana, I Nyoman, 2017: 7-8).
Secara
ergonomic, kemampuan adaptasi tubuh manusia, dengan lingkungan, secara alamiah,
sudah terbentuk, berdasarkan kaedah-kaedah keamanan, kesehatan dan kenyamanan. Batasan
kemampuan, dan teknik mengaktualisasikan, jati diri, dan gerak tubuh, harus
dilakukan, tidak bertentangan, dengan kemampuan alamiah, yang seharusnya
dilakukan. Pengetahuan ergonomic, seyogyaknya dapat diterapkan, sedini mungkin,
baik dalam melakukan pekerjaan, maupun saat istirahat.
Jaminan keamanan, kesehatan dan kenyamanan
tubuh, dapat diselaraskan dengan kemampuan dasar, yang dimiliki oleh setiap
gerak tubuh manusia, agar tidak bertentangan. Pembuktian kebenaran ilmu
pengetahuan, sangat penting dilakukan, melalui percobaan dan penelitian secara
ilmiah, sehingga hasil uji dapat diterapkan, baik secara langsung maupun tidak,
kepada masyarakat secara luas. (
Dana, I Nyoman, 2017: 10-11).
Pembuatan ide konsep ikan
buntal ini, memikirkan prinsip-prinsip ergonomi, dan bertujuan untuk
keselamatan pengguna karya gerabah ini. Diantaranya: 1). Ide konsep ikan buntal ini, untuk memberikan nilai istoris,
dalam mendokumentasikan kehidupan ikan buntal di air. 2). Bahan tanah liat, dengan teknik pijat, untuk menggunakan bahan
ramah lingkungan, dan menampilkan karya keahlian ketrampilan tangan. 3). Pemajngan karya ikan buntal,
digunakan untuk menghias ruang tamu, ruang tidur, dan ruang lainnya, dimana ide
konsep ikan buntal, cocok dan serasi dengan lokasi penempatannya, sesuai
keinginan penggunanya. 4). Keamanan karya ikan buntal, menghindari
pengguna, dari bahaya, bentuk karya ikan buntal, akibat dipemindahkan,
kesenggol, tergores, lecet, terkilir, dan lainnya, dan merugikan pengguna. 5). Kenyamanan karya ikan buntal,
menghindari pengaruh aura negative,
akibat penggunaan karya ikan buntal. 6). Ketertarikan karya ikan buntal,
pengguna merasa ketertarikan disetiap waktu, untuk melihat, secara detail karya
ikan buntal. 7). Rileksasi karya ikan buntal,
memberikan ketenangan jiwa raga bagi penggunaa. 8). Pemeliharaan karya ikan
buntal, memberikan kemudahan kepraktisan, dalam perawan karya secara
berkala. 9). Keharmonisan karya ikan
buntal, memberikan kepuasan bagi pengguna, dimanapun karya tersebut di
tempatkan. 10). Purna jual karya ikan
buntal, memberikan nilai lebih bagi pengguna, dimana karya tersebut bisa
dijual belikan secara tinggi, kepada pengguna lain. Sepuluh prinsip ergonomic
ini, memberikan jaminan kepada pengguna, untuk dapat memiliki karya ikan buntal
ini, sebagai bentuk karya, memberikan kepuasan lahir batin bagi pengguna dan
penikmat karya ikan buntal.
2. Pola Seketsa Ide Konsep Karya Kriya Gerabah Ikan Buntal
Penuangan ide konsep di atas kertas, perlu dilakukan untuk memberikan gambaran secara nyata bentuk ikan buntal. Komposisi ikan buntal, dan binatang pendukunnya, diatur sedemikian rupa, supaya ikan buntal menjadi titik focus, dalam karya gerabah ini. Karya ini bersifat deformasi (bentuk, kontruksi, anatomi, dan lainnya, bisa dirubah, jadi tidak normal).
Proses
penuangan ide konsep pada kertas, tetap memperhatikan unsur-unsur seni rupa,
sebagai pegangan berkarya seni, dinataranya: bentuk,
proporsi, komposisi, perspektif, warna, tekstur, keseimbangan, ruang, titik
focus, keharmonisan (Agung Jaya CK, 2017: 1-13). Sehingga karya tersebut bisa
mencerminkan nilai-nilai estetika tinggi.
Pada
bagian bawah karya ikan buntal, ditempatkan bentuk cangkang dari bulu babi,
dengan bentuk lebih besar dari biasanya, dengan memberikan lubang-lubang bervariasi.
Tujuannya, saat dibakar tidak terjadi pecah atau retakan. Bagian atas cangkang dibentuk
bulu babi, diatasnya, dibentuk ikan bintang laut, dengan punggungnya ada
pentul-pentul, ciri khas bintang laut. Diatasnya dibentuk ikan teripang, dan
posisi melingkar, dengan bentuknya seperti sosis. Di atasnya ditaruh bentuk
bintang laut kecil.
Pada
puncak karya ini, ditaruhlah bentuk ikan buntal, dengan mulut terbuka, badan
bulat seperti balon, dan isi dua mata yang melotot, dengan sirip ikan mengembang,
di beri sisik menonjol dengan teknik dipilin, dan direkatkan pada badan ikan.
Ide konsep ikan buntal ini, diwarna, menggunakan cat dempul, untuk
menyeimbangkan warna tanah liat, dengan ketebalan karya sekitar 2 cm, untuk
menghindari pecah atau retak setelah dibakar. Pada bagian alas nantinya diberi
bentuk kaki, berjumlah empat, tujuannya memberi ruang, juga memberi pemisah
antara karya dengan alat tempat menaruh karya tersebut. Karya ikan buntal,
dibuat memanjang keatas, untuk memberikan proporsi ruang, yang ideal, sehingga
secara keseluruhan menampilkan nilai-nilai estetika, dan memanjakan mata
penggunanya.
Pengolahan
tanah liat, melakukan beberapa tahapan, dengan cara manual, didalam olahan tanah
liat ini, tidak ada takaran pasti dengan campuran air dan bubuk batu padas,
hanya menggunakan filing, perkiraan saja, jika terjadi kelebihan takaran, tidak
masalah, karya nantinya dibakar tidak akan pecah atau retak, utamakan ketebalan
karya harus diperhitungkan supaya tidak pecah atau retak, Karya gerabah, yang
akan dibakar, harus kering betul dan siap dibakar. Pengolahan tanah liat,
dibanting-banting diatas alas tripleks, beberapa kali, dengan tujuan, mendapatkan kelembekan tanah liat, yang
merata, jika kurang bisa ditambahkan air secara sedikit demi sedikit, sampai
kelembekan yang diinginkan.
Apabila tanah liat terlalu lengket, bisa ditambahkan dengan bubuk batu padas, sampai kelengketan tanah liat, yang diinginkan. Untuk mendapatkan tanah liat, yang diinginkan, proses ini bisa dilakukan berulang-ulang, sampai kelembutan tanah liat, yang diingnkan dan siap untuk dibentuk, menjadi karya ikan buntal. Di bawah ini diberikan contoh tanah liat, yang sudah siap dibentuk, dengan cara manual.
1. Pembentukan Tanah Liat Sesuai Ide Konsep Berkarya Kriya
Gerabah Ikan Buntal
Pada tahap pengolahan, sebelum pembentukan tanah liat dicek lagi kelembekannya, supaya pada saat pembentukan karyanya, tidak melorot turun, akibat kelembekan tanah liat, terlalu lembek, hal ini bisa ditambahkan bubuk batu padas, sesuai keperluan. Persiapkan alat triplek yang tebal 2cm, supaya memudah untuk digasar geser, dipindaahan, saat pengeringan.
Alas
tripleks di taburi secara merata, bubuk batu padas, tujuannya, supaya alas dan
tanah liat mudah dilepaskan. Tanah liat mulai dibentuk seperti lembaran, dengan
ketebalan 2/3cm, tujuannya memudahkan dalam pembentukan karya. Tanah liat
digiling-giling, untuk mendapatkan bentuk lembaran, dan usahakan jangan terlalu
lembek, usahakan yang sesuai dengan harapan, kemudian tanah liat lembaran
didirikan, dan dibuat lingkaran silender, pertemuan ujunnya, diberikan air
sedikit, dan dipencet-pencet, sampai menyatu, dan menghindari pecah dan retak. Pembentukan
bentuk cangkang bulu babi, mulai dibentuk, sesuai dengan rancangan gambar.
Pembentukan
binatang laut, prosesnya sama, dan dibentuk sesuai dengan rancangan gambarnya.
Proses ini sama dilakukan sampai bentuk ikan buntal pada rancangan gambar tercapai.
Bentuk karya secara global sudah tercapai, dilakukan memberikan dekorasi
penunjang, sehingga bentuk dari cangkang bulu babi, bintang laut, teripang dan
ikan buntal tercapai sesuai dengan karakter, ciri khas masing-masing,
Proses
terakhir memijat-mijat secara merata bentuk karya dari bawah sampai atas,
tujuannya memastikan kondisi tanah liat, tersambung dengan benar, tidak ada
terpisah, saling merekat sama lainya.
Karya dicipratkan air secara merata, bertujuan untuk mendapatkan kelembaban
yang merata, dan diangin-anginkan selama satu hari, tujuannya untuk
memperlambat pengeringan, secara merata. Proses pengeringan ini setiap harinya
di perhatikan karyanya, bila ada kelihatan retakan, cukup ditekan-tekan samapai
retakan hilang, jika ada penambahan bentuk dekorasi, masih bisa ditambahkan, begitu
seterusnya dikontrol dengan benar, sampai kering 80%.
1. Proses Pengeringan Berkarya Kriya Gerabah Ikan Buntal
Karya
ikan buntal yang dihasilkan, siap di keringkan dengan cara diangin-anginkan,
pada tempat yang lembab, tujuannya proses pengeringannya tidak cepat, untuk
menghindari pengerutan tanah liat tidak retak-retak. Proses pengeringan ini,
setiap hari diperhatikan secara seksama, tahapan ini, bisa ditambahkan
karakteristik keunikan, bisa dioleskan tanah putih cair, atau tanah merah. Jika
ada dekorasi yang kurang, atau belum sempurna, bisa diperbaiki dan ditambah,
untuk kesempurnaanya, selain itu sambil memperbaiki, jika ada yang retak-retak.
Proses Angin-anginan ini dilakukan selama 3 hari.
Proses
pengeringan dilakukan dengan bantuan sinar matahari, usahakan semua bagian kena
sinar matahari, hal ini dilakukan selama 3 minggu, sampai kering betul,
tujuannya menghindari pecah dan keretakan saat dibakar.
1. Proses Pembakaran Berkarya Kriya Gerabah Ikan Buntal
Proses
pembakaran tanah liat ini, dilakukan dengan menggunakan kayu bakar atau sekam,
(“…pembakar tanah
liat, perlu dilakukan, supaya tanah yang masih mentah, jika dipergunakan akan
meluber atau mencair kembali, bila kena air. Tanah liat, dibakar, akan
mengalami perubahan bentuk, menjadi keras dan tidak akan luntur oleh air,
bahkan bisa digunakan untuk menyimpan air atau merebus air. Sehingga tanah liat
perlu dibakar, supaya menjadi lebih kuat dan tahan lama…”)( Wawancara I Made
Suda, di Pejaten, 12 Mei 2022).
Proses
pembakaran dilakukan selama 8 jam, lamannya pembakaran ini, sudah cukup untuk
mendapatkan hasil gerabah, berkwalitas cukup baik. Tungku pembakaran berbentuk
lingkaran, atau segi empat, ini sesuai dengan tempat dimana tungku itu
ditempatkan. Selama proses pembakaran ini, apinya diusahakan stabil, untuk
mendapatkan bentuk karakter tanah merah gerabah. Jika tanah liat dibakar
terlalu panas, akan kelihatan beberapa bagian gerabah berwana hitam, atau
coklat tua. Pembakaran ini, kebanyakan disebabkan oleh kurang meratanya panas
api dan juga adanya celah udara masuk,
sehingga mempengaruhi kwalitas api didalam tungku. Hasil seperti ini mengurangi
kwalitas dari gerabah yang dihasilkan. Teknik pembakaran ini, biasanya,
dilakukan oleh orang yang terbiasa melakukan pembakaran tanah liat, secara
manual.
Setelah delapan jam, tungku tidak langsung dibuka, perlu waktu sekitar satu hari untuk menurunkan suhu panas tungku. Proses pengangkatan karya yang habis dikabar, dilakukan secara hati-hati, untuk menghindari pecat atau kesenggol, dengan karya yang lainnya, JIka terjadi pecah dan patahannya ada ditempat pembakaran, bisa dilem dengan lem kayu. Karya yang sudah dibakar bisa diangin-anginkan kembali, karya tanah liat yang sudah dibakar di kenal dengan gerabah.
1. Proses Finishing Dengan Bahan Cat Dempul Mobil Dalam Berkarya
Kriya Gerabah Ikan Buntal
Hasil
pembakaran karya ini, jika diamati, sudah menghasilkan karya yang luar biasa,
dan sudah siap dipajang ,sesuai dengan tempat, keinginan dari penggunanya.
Untuk nilai lebih dari gerabah ini, perlu dilakukan tambahan dekorasi warna,
untuk menarik minat pengguna.
(“…Penerapan warna
pada karya gerabah, perlu dilakukan eksperimen terlebih dahulu, untuk
memastikan apakah cocok diterapkan pada karya gerabah. Pada umumnya pewarnaan
ini, dilakukan dengan spontanitas, dan dekorasinya tidak banyak, tujuannya
supaya warna asli gerabah yaitu merah dof, lebih menonjol dari warna tambahan,
hanya sebagai pelengkap saja, sehingga karya geraabah tersebut bernilai, selain
itu, untuk mempertahankan warna pendukung, biasanya ditambahkan pelapis vernis,
supaya tahan lama…”) ( Wawancara I Wayan Jirna, Darma Saba, 23 Mei 2022).
Penggunaan
dekorasi tambahan dengan waran lain, perlu dicoba, untuk menghasilkan kwalitas
tambahan dekorasi menjadi lebih bernilai bagi karya gerabah tersebut. Pemilihan
warna tambahan ini, banyak macam dan beragam, Penggunaan dempul mobil, dalam
mendekorasi karya gerabah ini, sangat menarik, dimana dempul mobil, sudah
menghasilkan warna biru muda kehijauan. Untuk menghasilkan warna lain, perlu
ditambah dengan pigmen warna lain. Semua jenis pigmen warna, baik yang
diencerkan dengan air maupun minyak, bisa digunakan.
Penerapan dekorasi dempul mobil ini, menggunakan tangan, karena warna dempul mobil, akan melekat dengan kuat diatas permukaan karya gerabah, dan memberikan efek artistic, sehingga menyatu dengan warna asli karya gerabah. Dempul mobil, mempunyai karakter kuat kokoh, seperti karya gerabah. Tekstur yang dihasilkan, hampir sama dengan gerabah, sehingga penggunaan dempul mobil pada karya gerabah, menghasilkan nilai lebih dari tatanan nilai estetika, untuk kesempurnaan karya gerabah ikan buntal ini. Penyempurnaan perpaduan warna dempul mobil ini, dilakukan pelapisan akhir, dengan menggunakan fiber, untuk memunculkan warna-warna dop, dari karya ikan buntal. Untuk menentukan titik focus, dimasing-masing bentuknya, dilakukan pelapisan perada plastic, sehingga karya ikan buntal, lebih memancar nilai estetikannya dan menghasilkan nilai lebih dari pengguna dan penikmat karya seni gerabah ini
BENTUK
FUNGSI MAKNA KARYA KRIYA IKAN BUNTAL
1.
Bentuk
Ide Konsep Berkarya Kriya Ikan Buntal
Kehidupan ikan buntal dalam karya ini, hanya memperlihatkan 1). Bentuk ikan buntal, menampilkan, saat mengembungkan dirinya. Secara teknik karya ikan buntal dikomposisikan dengan urutan bawah keatas, menampilkan bentuk cangkang dari bulu babi, diatasnya dibentuk ikan bintang laut, diatasnya di bentuk ikan teripang laut, ikan bintang laut dan paling atas ikan buntal, sebagai senter poinnya atau titik fokusnya. 2). Komposisi karya ikan buntal, disesuaikan dengan bentuk piramid, yang makin keatas mengecil, sehingga karya tersebut tidak kehilangan keseimbangannya. 3). Perspektif karya ikan buntal menggunakan prinsip perspektif pengamatan bebas, sehingga bisa dinikmati dari segala arah, saat focus mata melihatnya. 4). Unsur warna digunakan sesuai dengan warna merah original pada terracotta tersebut, dan memberikan aksen warna hijau, biru, putih, kuning, dan memberikan aksen kilauan dengan perada plastik. 5). Ruang digunakan untuk memberikan kesan berat, dengan lubang-lubang kecil, memberikan ada rongga didalam karya tersebut. 6). Keseimbangan dalam karya ini, memberikan kesan penggabungan dari bentuk, komposisi, proporsi, perspektif, warna dan ruang, telah sesuai dengan kaidah-kaidah keutuhan karya. 7). Tekstur ditampilkan berkesan lembut dan bila diraba memberikan kesan kasar bergerigi, hal ini akibat tekstur pembentukan yang kurang halus dari gerabah, tapi memberikan secara keseluruhan keunikan. 8). Fokus dari karya ini adalah ikan buntal, dengan bentuk ikan gemuk, mulut lebar, sisik ikan bervariasi, kepes ikan dan sirip ikan dibuat agak bervariasi, disesuaikan dengan proporsinya. Warna lebih kontras dan bertekstur, dilapisi risin, untuk menambah kekuatan karya tersebut dan diberi perada plastic, memberi kesan berkilau. 9). Keharmonisan dari karya ikan buntal, memberikan satu kesatuan dari bentuk, komposisi, proporsi, perspektif, warna, ruang, kesimbangan, tekstur, dan titik fukus. Sehingga menampilkan nilai estetika keindahan terpancar dari karya bentuk tiga dimensi ikan buntal, dan menarik perhatian mata, untuk menikmati karya tersebut. Penggunaan unusr seni rupa secara benar yaitu: bentuk, komposisi, proporsi, perspektif, warna, ruang, kesimbangan, tekstur, itik fukus, dan keharminsan, memberikan kekuatan nilai-nilai estetika, dan muncul dari masing masing karakter karya ikan buntal tersebut, sehingga mencuri pandangan mata pengguna, dan memberikan nilai tambah untuk memiliki karya ikan buntal tersebut.
1.
Fungsi
Ide Konsep Berkarya Kriya Ikan Buntal
Bentuk
karya ikan buntal ini, bisa digunakan untuk menghiasan dekorasi dari diruang
tamu, ruang tidur dan ruang lainnya, disesuaikan dengan kebutuhan ruang, dan
perlu sentuhan dekorasi, sehingga memberikan satu kesatuan dari keharminsan
ruang, yang ditata. Bentuk karya ikan buntal ini, rancangannya, untuk memenuhi
kebutuhan tempat ruang, yang perlu sentuhan dekorasi, jadi bisa ditempatkan
dimana saja bersifat pleksibel.
2.
Makna
Ide Konsep Berkarya Kriya Ikan Buntal
Karya
ikan buntal, memberikan aura positif bagi pengguna, sehingga memancarakan nilai
estetika, pada bagian-bagian bentuk karya ikan buntal. Munculnya karakter ikan
buntal, sebagai penyemangat bagi pengguna, untuk selalu waspada, mawas diri, jangan
teledor, berpikir postif, bertujuan, membangkitkan semangat untuk menjalanin
hidup secara normal, dan pemcapai kebahagian secara utuh di alam semesta ini.
KESIMPULAN
Hasil
karya cipta kriya gerabah terracotta, Ikan Buntal, telah terbentuk sesuai
dengan ide konsep direncanakan. Secara global karya ikan buntal, telah
menampilkan nilai-nilai estetika, sesuai dengan harapan, sehingga karya ini
telah masuk dalam pameran besar, yang diadakan di Bali, yaitu: Pameran Pesta
kesenian Bali ke XLIV, berlangsung dari tanggal 13 Juni-10 Juli 2022, dengan
tema: Danu Hulu Manu, Susastra Lelaku Air Cipta Rupa, tempat di Museum ARMA
Ubud,
untuk lebih lengkapnya bisa diunduh e-katalog melalui: https://bit.ly/E-katalogKandarupa2022
DAFTAR
PUSTAKA
Best Present Guide. 2022. Kerajinan Tanah Liat yang Unik Kini Mulai Banyak Dilirik Masyarakat. Link: https://bp-guide.id/AXtdvJ
. Akurat.co. 2021. Sangat Beracun, Ikan Buntal Tak Bisa Dimakan. https://www.tneutron.net/seni/tanah-liat-sekunder/
Dana, I Nyoman. 2017. DASAR-DASAR PENGETAHUAN
ERGONOMI. Denpasar.
Monograph Ripository ISI Dps. http://repo.isi-dps.ac.id/id/eprint/2483
Diction. RizkyPRizky Perintan.2018. Apa
Saja Fakta Unik Ikan Buntal Air Tawar. Publikasi: 1 Mei 2018. Link: https://www.dictio.id/t/apa-saja-fakta-unik-ikan-buntal-air-tawar/106242
I GUSTI NGURAH ,
AGUNG JAYA CK (2017) UNSUR-UNSUR SENI RUPA (SEBAGAI
PEMBLAJARAN DASAR UTAMA DALAM BERKARYA SENI DAN PENILAIAN KARYA SENI RUPA). Documentation. ISI Denpasar, Institut Seni Indonesia Denpasar, Jl.
Nusa Indah Denpasar.. http://download.isi-dps.ac.id/index.php/category/14-artikel-2?download=2630:unsur-unsur-seni-rupa-sebagai-pemblajaran-dasar-utama-dalam-berkarya-seni-dan-penilaian-karya-seni-rupa.
Ilustrasi/trubus.id. 2009. Belajar Sampai
Mati. Seberapa Beracun Ikan Buntal?. Fauna IKan Air.
Link: https://www.belajarsampaimati.com/2009/12/seberapa-beracun-ikan-buntal.html
Relatifato.
2009. Sentra Industri Gerabah Kasongan,
Bantul, DIY (3) Terkecik Harga Bahan
Baku Yang Terus Melambung. Publikasi: Sabtu, 05
September 2009 Link: http://relatifato.blogspot.com/2009/09/sentra-industri-gerabah-kasongan-bantul_5555.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar