Rabu, 04 Januari 2023

IKAN BUNTAL IDE KONSEP BERKARYA KRIYA GERABAH TERACOTTA 22April2022

 

IKAN BUNTAL IDE KONSEP BERKARYA KRIYA GERABAH TERACOTTA

Oleh: I Gusti Ngurah Agung Jaya CK. SSn., M.Si

NIP: 196805161998021001

Fakultas Seni Rupa Dan Desain

Program Studi Kriya

Institut Seni Indonesia Denpasar

 

 

ABSTRAK

 

Ungkapan pikiran dalam sebuah angan-angan penciptaan karya seni, disetiap seniman akan selalu ada, sebelum memulai keinginan untuk membuat bentuk karya cipta seni. Pikiran-pikiran jenius seperti ini, seharusnya menjadi nilai lebih, untuk mendukung karya seni, yang telah diciptakannya. Pada umumnya, seniman dalam menjelaskan karya secara vocal, sangat jelas dan tertata rapi dalam ucapannya, tapi dalam kenyataan,  dituang dalam bentuk sastra, sangat susah, bahkan tidak ada, kebanyakan berupa judul, dan penjelasan singkat dari tema karyanya.

            Munculnya seniman-seniman akademik, memberikan ruang lebih banyak, untuk menuangkan karya sastranya, sebagai senjata ampuh, dalam menjembatani, antara hasil karya seniman, seniman pencipta, dan pengguna karya seni. Sehingga tidak perlu menjelaskan secara panjang lebar, pada setiap penikmat seni, dengan pendukung karya sastra, karya seni bisa dipahami secara jelas oleh pengguna.

            Pemahaman penilaian pada unsur-unsur seni rupa, oleh seniman dan pengguna, akan melahirkan pemahaman yang sama, dalam proses penciptaan karya seni, bahkan memberikan nilai-nilai ples estetika, pada karya tersebut. Proses  wujud karya, dalam pikiran, dan dituangkan kedalam bentuk karya seni berdimensional, harus dijelaskan kedalam sastra, tidak ada yang disembunyikan, sehingga para pengguna tidak merasa di bohongi, dalam penciptaan karya seni itu.

             Penampilan karya seni, perlu dikedepankan, untuk memberikan nilai lebih dan berkwalitasnya, karya seni, yang diciptakan oleh seniman, sehingga para pengguna, berlomba-lomba, ingin menikmati karya seni, yang dihasilkan, bahkan ingin memilikinya. Untuk menghasilkan kesempurnaan hasil karya seniman, harus dipersiapkan dokumentasi, proses pembuatan, dan penampilan, pemajangan karya, saat di pamerkan, sehingga mendapat apresiasi nilai-nilai esteika di hati pengguna.

  Kata Kunci: Ide konsep, berkarya seni, pameran.


PENDAHULUAN

         Alam imajinasi seniman, sangatlah luas dalam mewujudkan dan membentuk nyata karya pikirannya. Munculnya pola pikiran ide konsep berkarya, diawali dengan apresiasi seniman, dari pengalaman pengelihatan atau mimpi, bermuara pada ide konsep, untuk mencoba memilah-milah, kira-kira, mana yang ingin diwujudkan, dan dituangkan pada media bentuk tiga dimensi karya.

Pemahaman ini berlangsung sangat singkat dan cepat, untuk memilih ide konsep tersebut, sehingga seniman secara reflex, dan cepat menentukan bahan alat digunakan, untuk membentuk ide konsep yang dipilih. Secara sistimatis pikiran seniman, sudah terkonsep, dalam pikirannya, tapi belum terekam secara nyata dalam seketsa gambar atau sastra, untuk mendukung karya tiga dimensinya. Seniman secara umum, lebih suka membentuk karya tiga dimensi, terlebih dahulu, sebelum konsep sastra terbentuk.

            Munculnya pemamahaman hidup di alam ini, memberikan apresiasi yang luas, dalam mencari ide komsep dalam berkarya. Alam air, dengan biota kehidupan air laut dan rasa air asin, memberikan banyak manfaat kehidupan, baik manusia maupun binatang, yang hidup didalam air laut tersebut. Kehidupan diair, adanya saling memangsa dan dimasangsa, bertujuan untuk melanggengkan kebertahanan hidup, sehingga masing-masing biota air, dengan pengalaman dan Anugrah dari Sang Pencipta, mempunyai prisai untuk menangkal dari serangan predator.

            Kemampuan ini, memberikan manfaat baik bagi biota air, untuk selalu waspada dan bisa melanjutkan kehidupannya. Banyaknya pertahanan yang dimiliki oleh biota air dan  sangat unik, menarik, sesuai dengan tempat dimana biota air itu, berkembang biak. Banyaknya biota laut yang hidup, berkembang di trumbu karang, sehinga antara pemangsa dan dimangsa hidup disana, untuk menghindari serangan predator, salah satunya ikan buntal, dengan bentuk bodi ikan kecil, menarik, lucu dan imut, membuatan predator memangsanya, tapi dengan prisai perlindunganya, begitu diserang, ikan ini, membengkakkan dirinya, sehingga menjadi besar dan elastis seperti balon, otomatis bisa melepaskan diri dari pemangsa.

Predator yang sudah pernah memangsanya, akan berusaha menghindar, untuk tidak mengasanya, hal ini memberikan efek jera bagi pemangsa. Bahkan ikan ini juga mempunyai bisa racun yang mematikan, makanan kesukaan ikan buntal adalah ikan-ikan kecil dan ikan bencangkang, seperti: kepiting kerang dan lainnya. Ikan buntal ada dua jenis, yaitu ikan buntal air tawar dan ikan buntal air laut, dan masing-masing memiliki ciri khasnya. Dibawah ini ditampilkan bentuk ikan buntal dalam kondisi tenang, ikan buntal air tawar dan ikan buntal air laut.

Bentuk ikan buntal, sangat menarik, sehingga menjadi ide konsep dalam berkarya. Ikan buntal yang telah menjadi ide konsep, diolah dalam pikiran secara system matis, dipadukan dengan pengalaman, apresiasi dan nilai- nilai estetika keindahan, untuk mewujudkan bentuk tiga dimensi dalam berkarya. Pengalaman memberikan tuntunan arahan, media atau bahan yang digunakan, disesuaikan dengan keahlian senimannya. Sekil ini sangat berpengaruh pada seniman, sehingga ide konsep dan bahan akan berbeda pula, kesempatan ini seniman menggunakan bahan media tanah liat, yang digunakan untuk pembuatan karya gerabah atau terracotta, dimana bahan ini, sangat mudah dibentuk, untuk membuatan karya tiga dimensi, dan bisa dicampur finishingnya dengan bahan media lain, untuk mendapat nilai karakter estetika yang tinggi, dibawah ini ditampilkan proses pembentukan karya seni dengan tanah liat.

Proses pengolahan ini, harus dilalui secara bertahap untuk menghasilkan karya tiga dimensi dan bernilai estetika tinggi.

 

KONSEP BERKARYA KRIYA TANAH LIAT GERABAH

1.      Prinsip Ergonomi Pada Berkarya Kriya Ide Konsep Ikan Buntal

            Ergonomi adalah ilmu, seni, dan penerapan teknologi untuk keharmonisan atau menyeimbangkan, antara segala fasilitas yang digunakan, baik dalam beraktivitas, maupun istirahat, dengan kemampuan, dan keterbatasan manusia, baik fisik, maupun mental, sehingga kualitas hidup, secara keseluruhan menjadi lebih baik. Sedangkan yang dimaksud dengan kualitas hidup manusia pekerja, sesuai yang diterapkan, oleh organisasi perburuhan internasional (ILO), secara umum adalah sebagai berikut: 1). Pekerjaan harus mencerminkan kehidupan, dan kesehatan pekerja. 2). Pekerjaan harus memberi, pekerja waktu luang untuk istirahat, dan bersantai. 3). pekerjaan harus memungkinkan, pekerja untuk melayani masyarakat, dan mencapai pemenuhan diri, dengan mengembangkan kapasitas pribadinya ( Dana, I Nyoman, 2017: 4-5).

Pencapaian kualitas hidup manusia secara optimal, baik di tempat kerja, di lingkungan sosial maupun di lingkungan keluarga, menjadi tujuan utama dari penerapan ergonomi. Secara umum, tujuan dari penerapan ergonomi adalah: 1. Meningkatkan kesejahtraan, fisik dan mental, melalui upaya pencegahan, cedera, dan penyakit akibat kerja, menurunkan beban kerja fisik dan mental, mengupayakan promosi dan kepuasan kerja. 2. Meningkatkan kesejahtraan sosial melalui peningkatan kualitas kontak sosial, mengelola dan mengkoordinir kerja, secara tepat guna dan meningkatkan jaminan social, baik selama kurun waktu usia produktif, maupun setelah tidak produktif. 3. Menciptakan keseimbangan rasional, antara berbagai aspek, yaitu: aspek teknis, ekonomis, antropologis dan budaya, dari setiap sistem kerja, yang dilakukan, sehingga tercipta kualitas kerja, dan kualitas hidup yang tinggi ( Dana, I Nyoman, 2017: 7-8).

Secara ergonomic, kemampuan adaptasi tubuh manusia, dengan lingkungan, secara alamiah, sudah terbentuk, berdasarkan kaedah-kaedah keamanan, kesehatan dan kenyamanan. Batasan kemampuan, dan teknik mengaktualisasikan, jati diri, dan gerak tubuh, harus dilakukan, tidak bertentangan, dengan kemampuan alamiah, yang seharusnya dilakukan. Pengetahuan ergonomic, seyogyaknya dapat diterapkan, sedini mungkin, baik dalam melakukan pekerjaan, maupun saat istirahat.

 Jaminan keamanan, kesehatan dan kenyamanan tubuh, dapat diselaraskan dengan kemampuan dasar, yang dimiliki oleh setiap gerak tubuh manusia, agar tidak bertentangan. Pembuktian kebenaran ilmu pengetahuan, sangat penting dilakukan, melalui percobaan dan penelitian secara ilmiah, sehingga hasil uji dapat diterapkan, baik secara langsung maupun tidak, kepada masyarakat secara luas. ( Dana, I Nyoman, 2017: 10-11).

Pembuatan ide konsep ikan buntal ini, memikirkan prinsip-prinsip ergonomi, dan bertujuan untuk keselamatan pengguna karya gerabah ini. Diantaranya: 1). Ide konsep ikan buntal ini, untuk memberikan nilai istoris, dalam mendokumentasikan kehidupan ikan buntal di air. 2). Bahan tanah liat, dengan teknik pijat, untuk menggunakan bahan ramah lingkungan, dan menampilkan karya keahlian ketrampilan tangan. 3). Pemajngan karya ikan buntal, digunakan untuk menghias ruang tamu, ruang tidur, dan ruang lainnya, dimana ide konsep ikan buntal, cocok dan serasi dengan lokasi penempatannya, sesuai keinginan penggunanya. 4). Keamanan karya ikan buntal, menghindari pengguna, dari bahaya, bentuk karya ikan buntal, akibat dipemindahkan, kesenggol, tergores, lecet, terkilir, dan lainnya, dan merugikan pengguna. 5). Kenyamanan karya ikan buntal, menghindari pengaruh  aura negative, akibat penggunaan karya ikan buntal.  6). Ketertarikan karya ikan buntal, pengguna merasa ketertarikan disetiap waktu, untuk melihat, secara detail karya ikan buntal.  7). Rileksasi karya ikan buntal, memberikan ketenangan jiwa raga bagi penggunaa.  8). Pemeliharaan karya ikan buntal, memberikan kemudahan kepraktisan, dalam perawan karya secara berkala. 9). Keharmonisan karya ikan buntal, memberikan kepuasan bagi pengguna, dimanapun karya tersebut di tempatkan. 10). Purna jual karya ikan buntal, memberikan nilai lebih bagi pengguna, dimana karya tersebut bisa dijual belikan secara tinggi, kepada pengguna lain. Sepuluh prinsip ergonomic ini, memberikan jaminan kepada pengguna, untuk dapat memiliki karya ikan buntal ini, sebagai bentuk karya, memberikan kepuasan lahir batin bagi pengguna dan penikmat karya ikan buntal.

 

2.      Pola Seketsa Ide Konsep Karya Kriya Gerabah Ikan Buntal        

    Penuangan ide konsep di atas kertas, perlu dilakukan untuk memberikan gambaran secara nyata bentuk ikan buntal. Komposisi ikan buntal, dan binatang pendukunnya, diatur sedemikian rupa, supaya ikan buntal menjadi titik focus, dalam karya gerabah ini. Karya ini bersifat deformasi (bentuk, kontruksi, anatomi, dan lainnya, bisa dirubah, jadi tidak normal).

Proses penuangan ide konsep pada kertas, tetap memperhatikan unsur-unsur seni rupa, sebagai pegangan berkarya seni, dinataranya: bentuk, proporsi, komposisi, perspektif, warna, tekstur, keseimbangan, ruang, titik focus, keharmonisan (Agung Jaya CK, 2017: 1-13). Sehingga karya tersebut bisa mencerminkan nilai-nilai estetika tinggi. Pada bagian bawah karya ikan buntal, ditempatkan bentuk cangkang dari bulu babi, dengan bentuk lebih besar dari biasanya, dengan memberikan lubang-lubang bervariasi. Tujuannya, saat dibakar tidak terjadi pecah atau retakan. Bagian atas cangkang dibentuk bulu babi, diatasnya, dibentuk ikan bintang laut, dengan punggungnya ada pentul-pentul, ciri khas bintang laut. Diatasnya dibentuk ikan teripang, dan posisi melingkar, dengan bentuknya seperti sosis. Di atasnya ditaruh bentuk bintang laut kecil.

Pada puncak karya ini, ditaruhlah bentuk ikan buntal, dengan mulut terbuka, badan bulat seperti balon, dan isi dua mata yang melotot, dengan sirip ikan mengembang, di beri sisik menonjol dengan teknik dipilin, dan direkatkan pada badan ikan. Ide konsep ikan buntal ini, diwarna, menggunakan cat dempul, untuk menyeimbangkan warna tanah liat, dengan ketebalan karya sekitar 2 cm, untuk menghindari pecah atau retak setelah dibakar. Pada bagian alas nantinya diberi bentuk kaki, berjumlah empat, tujuannya memberi ruang, juga memberi pemisah antara karya dengan alat tempat menaruh karya tersebut. Karya ikan buntal, dibuat memanjang keatas, untuk memberikan proporsi ruang, yang ideal, sehingga secara keseluruhan menampilkan nilai-nilai estetika, dan memanjakan mata penggunanya.

Pengolahan tanah liat, melakukan beberapa tahapan, dengan cara manual, didalam olahan tanah liat ini, tidak ada takaran pasti dengan campuran air dan bubuk batu padas, hanya menggunakan filing, perkiraan saja, jika terjadi kelebihan takaran, tidak masalah, karya nantinya dibakar tidak akan pecah atau retak, utamakan ketebalan karya harus diperhitungkan supaya tidak pecah atau retak, Karya gerabah, yang akan dibakar, harus kering betul dan siap dibakar. Pengolahan tanah liat, dibanting-banting diatas alas tripleks, beberapa kali, dengan tujuan,  mendapatkan kelembekan tanah liat, yang merata, jika kurang bisa ditambahkan air secara sedikit demi sedikit, sampai kelembekan yang diinginkan.

Apabila tanah liat terlalu lengket, bisa ditambahkan dengan bubuk batu padas, sampai kelengketan tanah liat, yang diinginkan. Untuk mendapatkan tanah liat, yang diinginkan, proses ini bisa dilakukan berulang-ulang, sampai kelembutan tanah liat, yang diingnkan dan siap untuk dibentuk, menjadi karya ikan buntal. Di bawah ini diberikan contoh tanah liat, yang sudah siap dibentuk, dengan cara manual.

1.      Pembentukan Tanah Liat Sesuai Ide Konsep Berkarya Kriya Gerabah Ikan Buntal

Pada tahap pengolahan, sebelum pembentukan tanah liat dicek lagi kelembekannya, supaya pada saat pembentukan karyanya, tidak melorot turun, akibat kelembekan tanah liat, terlalu lembek, hal ini bisa ditambahkan bubuk batu padas, sesuai keperluan. Persiapkan alat triplek yang tebal 2cm, supaya memudah untuk digasar geser, dipindaahan, saat pengeringan.

Alas tripleks di taburi secara merata, bubuk batu padas, tujuannya, supaya alas dan tanah liat mudah dilepaskan. Tanah liat mulai dibentuk seperti lembaran, dengan ketebalan 2/3cm, tujuannya memudahkan dalam pembentukan karya. Tanah liat digiling-giling, untuk mendapatkan bentuk lembaran, dan usahakan jangan terlalu lembek, usahakan yang sesuai dengan harapan, kemudian tanah liat lembaran didirikan, dan dibuat lingkaran silender, pertemuan ujunnya, diberikan air sedikit, dan dipencet-pencet, sampai menyatu, dan menghindari pecah dan retak. Pembentukan bentuk cangkang bulu babi, mulai dibentuk, sesuai dengan rancangan gambar.

Pembentukan binatang laut, prosesnya sama, dan dibentuk sesuai dengan rancangan gambarnya. Proses ini sama dilakukan sampai bentuk ikan buntal pada rancangan gambar tercapai. Bentuk karya secara global sudah tercapai, dilakukan memberikan dekorasi penunjang, sehingga bentuk dari cangkang bulu babi, bintang laut, teripang dan ikan buntal tercapai sesuai dengan karakter, ciri khas masing-masing,

Proses terakhir memijat-mijat secara merata bentuk karya dari bawah sampai atas, tujuannya memastikan kondisi tanah liat, tersambung dengan benar, tidak ada terpisah, saling merekat sama  lainya. Karya dicipratkan air secara merata, bertujuan untuk mendapatkan kelembaban yang merata, dan diangin-anginkan selama satu hari, tujuannya untuk memperlambat pengeringan, secara merata. Proses pengeringan ini setiap harinya di perhatikan karyanya, bila ada kelihatan retakan, cukup ditekan-tekan samapai retakan hilang, jika ada penambahan bentuk dekorasi, masih bisa ditambahkan, begitu seterusnya dikontrol dengan benar, sampai kering 80%.

 

1.      Proses Pengeringan Berkarya Kriya Gerabah Ikan Buntal

 

Karya ikan buntal yang dihasilkan, siap di keringkan dengan cara diangin-anginkan, pada tempat yang lembab, tujuannya proses pengeringannya tidak cepat, untuk menghindari pengerutan tanah liat tidak retak-retak. Proses pengeringan ini, setiap hari diperhatikan secara seksama, tahapan ini, bisa ditambahkan karakteristik keunikan, bisa dioleskan tanah putih cair, atau tanah merah. Jika ada dekorasi yang kurang, atau belum sempurna, bisa diperbaiki dan ditambah, untuk kesempurnaanya, selain itu sambil memperbaiki, jika ada yang retak-retak. Proses Angin-anginan ini dilakukan selama 3 hari.

Proses pengeringan dilakukan dengan bantuan sinar matahari, usahakan semua bagian kena sinar matahari, hal ini dilakukan selama 3 minggu, sampai kering betul, tujuannya menghindari pecah dan keretakan saat dibakar. 


 

1.      Proses Pembakaran Berkarya Kriya Gerabah Ikan Buntal

 

Proses pembakaran tanah liat ini, dilakukan dengan menggunakan kayu bakar atau sekam,

(“…pembakar tanah liat, perlu dilakukan, supaya tanah yang masih mentah, jika dipergunakan akan meluber atau mencair kembali, bila kena air. Tanah liat, dibakar, akan mengalami perubahan bentuk, menjadi keras dan tidak akan luntur oleh air, bahkan bisa digunakan untuk menyimpan air atau merebus air. Sehingga tanah liat perlu dibakar, supaya menjadi lebih kuat dan tahan lama…”)( Wawancara I Made Suda, di Pejaten, 12 Mei 2022).

 

Proses pembakaran dilakukan selama 8 jam, lamannya pembakaran ini, sudah cukup untuk mendapatkan hasil gerabah, berkwalitas cukup baik. Tungku pembakaran berbentuk lingkaran, atau segi empat, ini sesuai dengan tempat dimana tungku itu ditempatkan. Selama proses pembakaran ini, apinya diusahakan stabil, untuk mendapatkan bentuk karakter tanah merah gerabah. Jika tanah liat dibakar terlalu panas, akan kelihatan beberapa bagian gerabah berwana hitam, atau coklat tua. Pembakaran ini, kebanyakan disebabkan oleh kurang meratanya panas api dan juga adanya  celah udara masuk, sehingga mempengaruhi kwalitas api didalam tungku. Hasil seperti ini mengurangi kwalitas dari gerabah yang dihasilkan. Teknik pembakaran ini, biasanya, dilakukan oleh orang yang terbiasa melakukan pembakaran tanah liat, secara manual.

Setelah delapan jam, tungku tidak langsung dibuka, perlu waktu sekitar satu hari untuk menurunkan suhu panas tungku. Proses pengangkatan karya yang habis dikabar, dilakukan secara hati-hati, untuk menghindari pecat atau kesenggol, dengan karya yang lainnya, JIka terjadi pecah dan patahannya ada ditempat pembakaran, bisa dilem dengan lem kayu. Karya yang sudah dibakar bisa diangin-anginkan kembali, karya tanah liat yang sudah dibakar di kenal dengan gerabah.

1.      Proses Finishing Dengan Bahan Cat Dempul Mobil Dalam Berkarya Kriya Gerabah Ikan Buntal

 

Hasil pembakaran karya ini, jika diamati, sudah menghasilkan karya yang luar biasa, dan sudah siap dipajang ,sesuai dengan tempat, keinginan dari penggunanya. Untuk nilai lebih dari gerabah ini, perlu dilakukan tambahan dekorasi warna, untuk menarik minat pengguna.

(“…Penerapan warna pada karya gerabah, perlu dilakukan eksperimen terlebih dahulu, untuk memastikan apakah cocok diterapkan pada karya gerabah. Pada umumnya pewarnaan ini, dilakukan dengan spontanitas, dan dekorasinya tidak banyak, tujuannya supaya warna asli gerabah yaitu merah dof, lebih menonjol dari warna tambahan, hanya sebagai pelengkap saja, sehingga karya geraabah tersebut bernilai, selain itu, untuk mempertahankan warna pendukung, biasanya ditambahkan pelapis vernis, supaya tahan lama…”) ( Wawancara I Wayan Jirna, Darma Saba, 23 Mei 2022).

 

Penggunaan dekorasi tambahan dengan waran lain, perlu dicoba, untuk menghasilkan kwalitas tambahan dekorasi menjadi lebih bernilai bagi karya gerabah tersebut. Pemilihan warna tambahan ini, banyak macam dan beragam, Penggunaan dempul mobil, dalam mendekorasi karya gerabah ini, sangat menarik, dimana dempul mobil, sudah menghasilkan warna biru muda kehijauan. Untuk menghasilkan warna lain, perlu ditambah dengan pigmen warna lain. Semua jenis pigmen warna, baik yang diencerkan dengan air maupun minyak, bisa digunakan.

Penerapan dekorasi dempul mobil ini, menggunakan tangan, karena warna dempul mobil, akan melekat dengan kuat diatas permukaan karya gerabah, dan memberikan efek artistic, sehingga menyatu dengan warna asli karya gerabah. Dempul mobil, mempunyai karakter kuat kokoh, seperti karya gerabah. Tekstur yang dihasilkan, hampir sama dengan gerabah, sehingga penggunaan dempul mobil pada karya gerabah, menghasilkan nilai lebih dari tatanan nilai estetika, untuk kesempurnaan karya gerabah ikan buntal ini. Penyempurnaan perpaduan warna dempul mobil ini, dilakukan pelapisan akhir, dengan menggunakan fiber, untuk memunculkan warna-warna dop, dari karya ikan buntal. Untuk menentukan titik focus, dimasing-masing bentuknya, dilakukan pelapisan perada plastic, sehingga karya ikan buntal, lebih memancar nilai estetikannya dan menghasilkan nilai lebih dari pengguna dan penikmat karya seni gerabah ini


 

BENTUK FUNGSI MAKNA KARYA KRIYA IKAN BUNTAL

 

1.      Bentuk Ide Konsep Berkarya Kriya Ikan Buntal

Kehidupan ikan buntal dalam karya ini, hanya memperlihatkan 1). Bentuk ikan buntal, menampilkan, saat mengembungkan dirinya. Secara teknik karya ikan buntal dikomposisikan dengan urutan bawah keatas, menampilkan bentuk cangkang dari bulu babi, diatasnya dibentuk ikan bintang laut, diatasnya di bentuk ikan teripang laut, ikan bintang laut dan paling atas ikan buntal, sebagai senter poinnya atau titik fokusnya. 2). Komposisi karya ikan buntal, disesuaikan dengan bentuk piramid, yang makin keatas mengecil, sehingga karya tersebut tidak kehilangan keseimbangannya. 3). Perspektif karya ikan buntal menggunakan prinsip perspektif pengamatan bebas, sehingga bisa dinikmati dari segala arah, saat focus mata melihatnya. 4). Unsur warna digunakan sesuai dengan warna merah original pada terracotta tersebut, dan memberikan aksen warna hijau, biru, putih, kuning, dan memberikan aksen kilauan dengan perada plastik. 5). Ruang digunakan untuk memberikan kesan berat, dengan lubang-lubang kecil, memberikan ada rongga didalam karya tersebut. 6). Keseimbangan dalam karya ini, memberikan kesan penggabungan dari bentuk, komposisi, proporsi, perspektif, warna dan ruang, telah sesuai dengan kaidah-kaidah keutuhan karya. 7). Tekstur ditampilkan berkesan lembut dan bila diraba memberikan kesan kasar bergerigi, hal ini akibat tekstur pembentukan yang kurang halus dari gerabah, tapi memberikan secara keseluruhan keunikan. 8). Fokus dari karya ini adalah ikan buntal, dengan bentuk ikan gemuk, mulut lebar, sisik ikan bervariasi, kepes ikan dan sirip ikan dibuat agak bervariasi, disesuaikan dengan proporsinya. Warna lebih kontras dan bertekstur, dilapisi risin, untuk menambah kekuatan karya tersebut dan diberi perada plastic, memberi kesan berkilau. 9). Keharmonisan dari karya ikan buntal, memberikan satu kesatuan dari bentuk, komposisi, proporsi, perspektif, warna, ruang, kesimbangan, tekstur, dan titik fukus. Sehingga menampilkan nilai estetika keindahan terpancar dari karya bentuk tiga dimensi ikan buntal, dan menarik perhatian mata, untuk menikmati karya tersebut. Penggunaan unusr seni rupa secara benar yaitu: bentuk, komposisi, proporsi, perspektif, warna, ruang, kesimbangan, tekstur, itik fukus, dan keharminsan, memberikan kekuatan nilai-nilai estetika, dan muncul dari masing masing karakter karya ikan buntal tersebut, sehingga mencuri pandangan mata pengguna, dan memberikan nilai tambah untuk memiliki karya ikan buntal tersebut.

1.      Fungsi Ide Konsep Berkarya Kriya Ikan Buntal

Bentuk karya ikan buntal ini, bisa digunakan untuk menghiasan dekorasi dari diruang tamu, ruang tidur dan ruang lainnya, disesuaikan dengan kebutuhan ruang, dan perlu sentuhan dekorasi, sehingga memberikan satu kesatuan dari keharminsan ruang, yang ditata. Bentuk karya ikan buntal ini, rancangannya, untuk memenuhi kebutuhan tempat ruang, yang perlu sentuhan dekorasi, jadi bisa ditempatkan dimana saja bersifat pleksibel.

 

2.      Makna Ide Konsep Berkarya Kriya Ikan Buntal

Karya ikan buntal, memberikan aura positif bagi pengguna, sehingga memancarakan nilai estetika, pada bagian-bagian bentuk karya ikan buntal. Munculnya karakter ikan buntal, sebagai penyemangat bagi pengguna, untuk selalu waspada, mawas diri, jangan teledor, berpikir postif, bertujuan, membangkitkan semangat untuk menjalanin hidup secara normal, dan pemcapai kebahagian secara utuh di alam semesta ini.

 

KESIMPULAN

 

Hasil karya cipta kriya gerabah terracotta, Ikan Buntal, telah terbentuk sesuai dengan ide konsep direncanakan. Secara global karya ikan buntal, telah menampilkan nilai-nilai estetika, sesuai dengan harapan, sehingga karya ini telah masuk dalam pameran besar, yang diadakan di Bali, yaitu: Pameran Pesta kesenian Bali ke XLIV, berlangsung dari tanggal 13 Juni-10 Juli 2022, dengan tema: Danu Hulu Manu, Susastra Lelaku Air Cipta Rupa, tempat di Museum ARMA Ubud,

untuk lebih lengkapnya bisa diunduh e-katalog melalui: https://bit.ly/E-katalogKandarupa2022 

 

DAFTAR PUSTAKA

    Best Present  Guide. 2022. Kerajinan Tanah Liat yang Unik Kini Mulai Banyak Dilirik Masyarakat. Link: https://bp-guide.id/AXtdvJ

Camelia Rosa. Akurat.co. 2021. Sangat Beracun, Ikan Buntal Tak Bisa Dimakan. Dipublikasikan 18.42, 28/06/202. Link: https://www.tneutron.net/seni/tanah-liat-sekunder/

 

Dana, I Nyoman. 2017. DASAR-DASAR PENGETAHUAN ERGONOMI. Denpasar. Monograph Ripository ISI Dps. http://repo.isi-dps.ac.id/id/eprint/2483

 

Diction. RizkyPRizky Perintan.2018. Apa Saja Fakta Unik Ikan Buntal Air Tawar. Publikasi: 1 Mei 2018. Link: https://www.dictio.id/t/apa-saja-fakta-unik-ikan-buntal-air-tawar/106242

 

I GUSTI NGURAH , AGUNG JAYA CK (2017) UNSUR-UNSUR SENI RUPA (SEBAGAI PEMBLAJARAN DASAR UTAMA DALAM BERKARYA SENI DAN PENILAIAN KARYA SENI RUPA). Documentation. ISI Denpasar, Institut Seni Indonesia Denpasar, Jl. Nusa Indah Denpasar.. http://download.isi-dps.ac.id/index.php/category/14-artikel-2?download=2630:unsur-unsur-seni-rupa-sebagai-pemblajaran-dasar-utama-dalam-berkarya-seni-dan-penilaian-karya-seni-rupa.

 

Ilustrasi/trubus.id. 2009. Belajar Sampai Mati. Seberapa Beracun Ikan Buntal?. Fauna IKan Air. Link: https://www.belajarsampaimati.com/2009/12/seberapa-beracun-ikan-buntal.html

 

Relatifato. 2009. Sentra Industri Gerabah Kasongan, Bantul, DIY (3) Terkecik Harga Bahan Baku Yang Terus Melambung. Publikasi: Sabtu, 05 September 2009 Link: http://relatifato.blogspot.com/2009/09/sentra-industri-gerabah-kasongan-bantul_5555.html

 

 




























Tidak ada komentar:

Posting Komentar